Bukankah Kepadamu Dulu Telah Aku Katakan
Seorang pengembara yang baru pulang
tiada rupa terukir diwajahnya
tiada kata, tiada bahasa, terucap dibibirnya
melutut dia dihadapannya
hanya tangisan melukis perasaan
maka, berkatalah si ayah kepada anaknya;
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
bahasamu,jati dirimu
cintailah dia,
hargailah dia
daulatkanlah dia
kuasailah dia sebaik-baiknya
rupa-rupanya pesan ini tidak kau hiraukan
maka kekallah engkau selamanya
ada wajah, tiada rupa
Kata si ayah lagi;
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
agamamu tonggak hidupmu
berpeganglah kepadanya
pelajarilah dia sedalam-dalamnya
taatilah dia
jangan engkau salahgunakan dia
rupa-rupanya engkau tidak mempedulikan
maka kosonglah harimu
maka tanduslah jiwamu
tercari-cari dalam kembara yang tidak perlu
Sambung si ayah lagi;
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
bumi ini tempat berpijak
langit ini tempat berteduh
pijaklah bumi ini dengan segala kecintaan
junjunglah langit ini dengan segala kebanggaan
jelajahlah seluruh dunia dengan sauhmu kukuh disini
Rupa-rupanya engkau memilih untuk menganggap sepi
maka terpinggirlah hidupmu kini
tiada bumi untuk dipijak
tiada langit untuk dijunjung
tiada kompas ditanganmu untuk membantumu mancari jalan pulang
sambil menekan-nekan bahu anaknya
yang bagaikan alon degerak esak tangisan
Si Ayah mengakhiri kata;
usahlah kau tangisi juga lagi
usahlah kau kesali juga lagi
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
bukankah kepadamu dulu telah aku katakan
Awang Had Saleh
0 comments:
Post a Comment